Straight News
MANADO – METRO GEMA NEWS:
Aliansi masyarakat perduli lingkungan tolak reklamasi, kembali melakukan aksi demontrasi penolakan 90 hektar daratan baru Manado Utara. Senin (26/8/2024) di Kantor Walikota Manado.
Asisten 1 Pemkot Manado Julises Oehlers SH, yang menerima masa aksi tidak bersedia menandatangani tuntutan atau aspirasi tertulis dari masa aksi. Sebaliknya, mantan Kepala Dinas (Kadis) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Manado itu, mengaku akan menfasilitasi aliansi warga peduli lingkungan bertemu Walikota Manado Andrei Angouw pada Kamis tanggal 29 Agustus 2024 mendatang.
Dalam tuntutannya, pendemo yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ormas OI, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan kelompok nelayan, menyerukan pemerintah segera menghentikan rencana reklamasi tersebut.
Selain itu, massa melalui orasinya menuntut kepada Pemerintah Daerah untuk mengembalikan hak-hak warga pesisir yang diserobot oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Walikota Manado harus berani memberikan sanksi kepada aparat kepala lingkungan, Lurah dan Camat yang mengawal proyek reklamasi,” teriak Awo, Ketua Nelayan Karangria, dalam orasinya.
Sementara Fenly Sigar, anggota aliansi warga peduli lingkungan tolak reklamasi, dengan suara lantang, mengatakan, telah mengantongi beberapa dokumen yang bermasalah, seperti yang termaktub dalam analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal).
“Kami datang untuk menuntut hak kami sebagai nelayan dan warga pesisir. Kami meminta kepada Walikota untuk menarik dan memberikan sanksi kepada aparat Kepala Lingkungan, Lurah, dan Camat yang mengawal proyek reklamasi,” pinta Awo yang diikuti yel-yel dari para demonstran saat itu.
Selanjutnya, massa yang mendapat pengawalan ketat dari puluhan anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Tuminting dan sejumlah polisi dari Kepolisian Resor (Polres) Manado, akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Liputan: (Refli Sanggel)
