Tradisi Berguru/Ejer Muarah Dalam Budaya Pernikahan Adat Gayo

0:00

Soft News.

ACEH TENGAH – METRO GEMA NEWS:

Kegiatan suku Gayo di dalam pernikahan ada yang disebut dalam bahasa Gayo Berguru  (Ejer Muarah)  yaitu pemberian nasehat dan arahan kepada Pengantin yang akan melangsungkan pernikahan, sebagaimana dilaksanakan di  Kampung (Desa *Red) Paya Jeget Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Minggu (03/08/2025).

Ejer Muarah merupakan bagian upacara Berguru yang merupakan ritual pemberian nasehat terakhir kepada pengantin sebelum Akat nikah.

Tradisi Ejer Muarah dalam adat Gayo biasanya disampaikan oleh tokoh agama, imam, tokoh adat, atau Reje (Kepala Desa*Red). Tujuan dari Ejer Muarah untuk membekali calon pengantin dengan pengetahuan dan petuah mengenai kehidupan rumah tangga, termasuk kewajiban rumah tangga, kewajiban agama dan adat istiadat.

Matdisah selaku Petue Kampung (Desa *Red)  Gele Lungi Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah menyampaikan, “Mulai hari ini kamu sudah sah dinikahkan, serta kamu selaku pengantin, jangan lupa dan tetap berbakti kepada orang tua, yang mana kamu selama ini sudah dirawat dan dibesarkan oleh kedua orang tuamu, ‘Kucak nge i kul en, Onot nge i narun” dalam bahasa Indonesia, ”Kecil sudah dibesarkan, Pendek sudah dipanjangkan’‘ dan dalam kehidupan kita harus bekerja dan berdoa, serta jangan lupa mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam shalat 5 waktu,” ucap Petue dalam Ejer Muarahnya.

“Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus hidup bermasyarakat, serta menghindari segala bentuk berhubungan dosa yang dilarang Allah SWT,” ujarnya.

Ditambahkannya,” Dengan adanya Ejer Muarah ini, kita dapat mengetahui dan makna dari Ejer Muarah dan adat dari suku Gayo kita,” tuturnya.

Acara ditutup dengan doa serta salam-salaman dari mempelai pria kepada kedua orang tua, Reje, Imam, Petue, serta kepada masyarakat yang hadir dalam acara Ejer Muarah, dan makan bersama.


Liputan:(Alamsyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *