Karena Cuaca Buruk, Isteri Nelayan Membantu Suami Dengan Mengupas Mokan

Straight News

LANGKAT – METRO GEMA NEWS:

Perekonomian masyarakat nelayan tradisional tergantung pada hasil tangkapan laut, dimana faktor alam dan cuaca sangat menentukan pendapatan nelayan.

Minimnya bantuan pemerintah dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pendapatan ekonomi yang tidak pasti, membuat masyarakat nelayan tradisional hidup di bawah garis kemiskinan, tak ayal para keluarga nelayan harus berjibaku banting tulang guna memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Seperti yang terlihat di Kelurahan Sei Bilah Timur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat Sumut, guna membantu perekonomian keluarga dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, para emak-emak (ibu-ibu) dan remaja mengambil upah mengopek (mengupas) mokan.

Mokan merupakan jenis kerang hijau namun lebih kecil yang bisa dikonsumsi dan diolah menjadi berbagai jenis masakan laut yang kaya akan protein, dimana upah mengupas mokan Rp 2.500/kg.

Dari pantauan di lokasi Gang Lek Warno, Lingkungan IV Kelurahan Sei Bilah Timur, Rabu (04/09/2024) terlihat kumpulan emak-emak dengan cekatan mengupas mokan memisahkan isi dari cangkangnya.

Dalam satu hari, para emak-emak ini bisa mengupas mokan 1 sampai 6 kg, tergantung jumlah Mokan yang ada, tentunya hasil yang didapat juga tidak seberapa mengingat waktu yang diperlukan juga lama.

“Untuk dapat 1 kg membutuhkan waktu sekitar 1 jam dan diupah Rp 2.500/kg, dalam 1 hari bisa dapat 3 sampai 6 kg itupun tergantung banyak tidaknya Mokan yang masuk, ini aja dari pagi baru dapat 1 kg, belum tau dapatnya berapa mungkin sampai sore baru dapat 5 kg,” ucap Kiah (54) salah seorang pengopek mokan.

Senada, Beti (45) warga lainnya mengatakan, kegiatan mengopek mokan terpaksa dilakukan guna membantu memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Sementara suaminya yang bekerja sebagai nelayan jaring ikan tradisional, sudah beberapa hari tidak melaut karena cuaca ekstrim dan tangkapan yang jauh berkurang.

“Hasil tangkapan laut jauh berkurang dan banyak nelayan yang tidak melaut karena cuaca buruk, kita perlu makan dan banyak kebutuhan lainnya, beruntung juga ada upah kopek Mokan ini, walaupun capek dan hasilnya sedikit tetapi bisa untuk beli beras dan makan sehari,” ucap ibu 4 anak ini.

Warga menambahkan, Mokan yang dikopek (kupas) milik toke atau pengepul dimana harga mokan bersih dipasaran dijual Rp 15.000,- dan banyak dijual di pajak (pasar) Pangkalan Berandan, bahkan mokan bersih yang sudah dikupas juga dikirim keluar daerah seperti Medan, Aceh, Riau dan daerah lainnya bahkan ke Malaysia.

Warga berharap, pemerintah melalui pemerintah kelurahan dapat mengalokasikan Dana Kelurahan (ADK) dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Selama ini tidak ada pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pemerintah kelurahan guna meningkatkan ekonomi, bahkan pembangunan fisik juga terkesan asal jadi, semoga ke depannya pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelatihan dan pembinaan usaha dapat lebih diprioritaskan,” ucap warga.

Liputan: (Syah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *