ACEH TAMIANG – METRO GEMA NEWS
Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan tentang Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Aceh Tamiang, memasuki hari ketiga sudah mulai menuai hasil yang baik, lahirlah tulisan dan ide kreatif mereka untuk memasukkan nama Gemandu (Gerakan MAN Dua) hasil kerja kelompok siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Penuh antusias para siswa mengikuti kegiatan itu, sampai akhir waktu mereka mengikuti arahan dan bimbingan Fahkrul Razi sebagai narasumber yang berasal dari media Metro Gema News. Rabu (27/03/2024).
Dia menjabarkan bahwa untuk menjadi seorang jurnalis yang handal, seorang wartawan diharuskan memiliki ilmu yang mampuni dalam hal pelaksanaan tugasnya, seperti kegiatan Peliputan, Pelaporan, Penulisan, Editan dan Penayangan berita. Diharapkan para pembaca dapat mengerti dengan mudah dan lugas terhadap tulisan berita yang disampaikan oleh wartawan sebagai produk pers yang memiliki kekuatan hukum sebagai sarana penyampaian informasi terhadap suatu perkara/kejadian, sehingga para pembaca dapat menentukan pandangannya. Apakah perkara/kejadian itu menjadi informasi pribadi pembaca sebagai pedoman maupun sebagai analisasi pribadi sehingga perkara/kejadian itu tidak dialaminya?
“Secara sederhananya, wartawan mempunyai tanggungjawab dan hak untuk dapat mengetahui suatu perkara/kejadian untuk dirinya, sampai kepada menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain,” terang Fahkrul Razi.
Lebih lanjut, disampaikan bahwa dalam hal penulisan sebuah berita hendaknya memenuhi unsur 5 W + 1 H, yaitu What, Where, When, Who, Why dan How. Jika berita yang disajikan telah memenuhi unsur tersebut barulah dapat dikatagorikan sebuah penulisan berita.
Kegiatan semakin seru setelah dibentuk lima kelompok yang terdiri dari beberapa orang siswa sebagai anggota kelompok, dimana mereka diminta untuk menuliskan berita tentang kegiatan yang dilakukan mereka sebelum dilaksanakan sosialisasi jurnalis itu, yaitu kegiatan pengkhataman Al-quran yang baru saja selesai.
Lahirlah tiga buah tulisan dari kelompok yang dibentuk tersebut, berbagai tata cara penulisan dan penempatan kata, sampai kata dasar dan kata yang berimbuhan awalan dan akhiran menjadi pembahasan dan arahan Fahkrul Razi kepada setiap berita yang dikirimkan peserta kepadanya.
“Untuk dipedomani bersama, penulisan kata dasar yang diberikan imbuhan penulisan ada yang berubah huruf, seperti kata dasar “sapu”, apabila diberikan awalan menjadi “menyapu”, begitu untuk penulisan awan di untuk kata yang menunjukkan tempat harus diberikan spasi, sedangkan untuk penulian yang bukan menunjukka tempat penulisannya harus disambungkan langsung dengan kata itu. Contohnya “di Surabaya, di Medan, di Utara” sementara untuk penulisan yang lain seperti “diminati, direkam, dimusnahkan, disiksa, ditangani dan lain serupa sebagainya,” Jelas Narasumber.
Hal yang paling menarik dalam tulisan mereka ternyata melahirkan sebuah ide untuk membuat suatu Gerakan MAN Dua (Gemandu) dari salah satu kelompok siswa tadi, sehingga diharapkan kedepan seluruh pemberitaan kegiatan para siswa di MAN 2 Aceh Tamiang akan diberi label Gemandu.
“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tinggi dan mendukung terbentuknya Gemandu ini, saya berharap ini menjadi pondasi awal untuk para jurnalis yang akan lahir di MAN 2 Aceh Tamiang, saya berpesan agar hal ini disampaikan kepada Kepala Madrasah agar diberikan ruang dan difasilitasi dalam rangka mengembangkan dan memperkenalkan Gemandu baik secara intern maupun ektern,” Ungkap Fahkrul Razi memberikan semangat kepada seluruh siswa sekaligus memberikan sedikit support awal untuk kemajuan Gemandu.
Acara berjalan lancar, tertib dan berhasil melahirkan berita dari setiap kelompok. Turut hadir dalam kegiatan itu Fahkrul Razi selaku Nara sumber, para guru Nita, Siti Maharani, Nita Eliza yang dijadikan narasumber utama dalam berita mereka, Rifki dan para sebagian siswa MAN 2 Aceh Tamiang yang mengikuti kegiatan tersebut tentunya.
Liputan: (Redaksi)
