Part 1: Miris, Kampung Seuneubok Pidie, Tidak Ada Jalan Beraspal

Straight News

ACEH TAMIANG – METRO GEMA NEWS:

Seuneubok Pidie adalah salah satu Kampung (Desa * Red) di Kabupaten Aceh Tamiang yang berpenduduk sekitar 500 jiwa yang berbatasan langsung dengan Kota Langsa, salah satunya adalah dengan Gampong Matang Cengai Kota Langsa.

Muslim, Datok Penghulu (Kepala Desa * Red) menyebutkan sudah berulang diusulkan dalam Musrembang tingkat Desa maupun. Kecamatan sampai ke Kabupaten, sampai sekarang belum ada realisasinya.

‘Kami heran kenapa Kampung kami tidak pernah direalisasikan untuk pengaspalan jalan, padahal Kampung kami ini, kan masih dalam wilayah Aceh Tamiang, apakah kami tidak dianggap,” sebut Muslim, Selasa (14/08/2024).

Pada dasarnya, dia mengatakan siap melaksanakan apapun yang dibutuhkan agar jalan di kampungnya mendapatkan aspal dari pemerintah demi kepentingan warganya.

“Jika memungkinkan kami bisa dipenuhi jalan aspal di kampung kami, saya siap walaupun dana ADD dipotong atau tidak diberikan sama sekali,” tegasnya.

Pantauan lapangan oleh awak media, terlihat memang Kampung Seuneubok Pidie seluruh jalan dalam kampung tersebut tidak pernah mendapatkan pengaspalan. Wajar warga mengeluh dan merasa iri dengan Kampung tetangganya yang sudah mendapatkan fasilitas jalan aspal, bahkan sampai jalan-jalan menuju persawahan.

Kamaruddin alias Mas Boy selaku salah seorang anggota MDSK Seuneubok Pidie menjelaskan, “Jalan di kampung kami belum pernah diaspal, jika musim penghujan, banyak jalan berkubang, sehingga mengganggu pengendara melintasinya. Jika musim kemarau jalan yang dilalui berdebu, banyak warga di pinggiran jalan merasa resah dan harus menutup hidungnya saat kendaraan lewat, ditakutkan akan mengganggu pernafasan dan terserang penyakit asma,” terang Mas Boy.

Hal senada juga disebutkan oleh Nurjanah (31), dia mengatakan akibat jalan yang demikian, dia sulit mendapat penghasilan yang besar dari hasil dagangannya, karena dia membuka kedai/warung jajanan dan makanan di pinggir jalan.

“Barang jajanan setiap kendaraan lewat akan meninggalkan debu di kemasannya. Sulit dijual pak, orang pikir barang sudah lama, padahal masih baru,’ ujar Nurjanah.

Beberapa bulan ke belakang anaknya juga pernah menderita sakit asma dan sempat dirawat di rumah sakit akibat sering menghirup debu di jalanan yang hanya ada pasir dan bebatuan kecil itu.

“Belum lama ini anak saya sakit asma, dokter menyarankan agar jangan sering kena debu. Apalah daya kami tinggal di pinggir jalan yang seperti ini, setiap saat terus berdebu saat musim kemarau. Mohon kepada Pemkab Aceh Tamiang untuk segera mengaspal jalan kami,” terang Nurjanah sambil berharap kiranya jangan ada anak lain yang menjadi korban akibat dari debu-debu yang berterbangan di kampung itu.

Datok Penghulu Seuneubok Pidie, saat itu juga menyebutkan bahwa pernah suatu masa saat awal-awal dia menjabat sebagai Datok Penghulu, Bupati Mursil dalam acara Safari Magrib pernah datang ke Kampung Seuneubok Pidie dan menyampaikan agar bawahannya Mix Donal, untuk mencatat program utama Kampung Seuneubok Pidie adalah mendapatkan jalan aspal.

“Sampai sekarang belum ada hasil atau realisasinya. Apakah catat-catat saja atau catatan itu hilang atau raib?,” ungkap Muslim seraya bertanya, “Apakah Kampung yang dia pimpin itu masih diakui sebagai Kampung dalam wilayah Aceh Tamiang?”

Penulisan itu akan terus berlanjut sampai ke pihak-pihak lain yang berkompeten untuk memperjuangkan jalan aspal di Kampung Seuneubok Pidie, bagi kepentingan masyarakat.

Bersambung

Liputan: (Tim)

 

 

 

Respon (1)

  1. Saya salah satu warga Seuneubok Pidie,dari saya kecil sampai sekarang umur saya sudah 25 tahun belum pernah merasakan yang namanya aspal di kampung saya.
    Semoga dengan adanya berita di media pihak pemerintah bisa mewujudkan keinginan warga Seuneubok Pidie dengan pengaspalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *