ACEH TAMIANG- METRO GEMA NEWS:
Usai melaksanakan Gerakan Panen Bawang Merah untuk Pengendalian Inflasi Daerah, Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra bersama rombongan kemudian bergerak menuju Kampung Telaga Meuku 2, Kecamatan Banda Mulia guna membuka program Gerakan Tanam (Gertam) Padi Musim Tanam (MT) II Gadu 2024 dengan melakukan penanaman perdana padi di areal persawahan setempat.
Dalam kegiatan tersebut, Pj. Bupati Asra mengungkapkan Gertam Padi merupakan bagian dari intervensi Pemkab dalam pengendalian inflasi daerah. Ini sekaligus memastikan produksi padi sebagai bahan pangan pokok bangsa kita tetap terjaga.
“Ini guna menindaklanjuti arahan Pj. Gubernur Aceh yang meminta para Kepala Daerah aktif dalam pengendalian inflasi di daerahnya melalui sejumlah intervensi,” terang Pj. Bupati Asra.
Dikatakan, untuk mengendalikan inflasi daerah, sejumlah strategi intervensi telah dilaksanakan oleh Pemkab Aceh Tamiang. Di antaranya, berkoordinasi dan membangun kerjasama antar daerah untuk pemenuhan pasokan kebutuhan bahan pangan, penguatan produksi lokal untuk komoditi padi dan tertentu, serta operasi pasar murah.
Leih lanjut, Pj. Bupati Asra yang didampingi Asisten Perekonomian & Pembangunan Setdakab, Catur Haryati, Plt. Kepala Distanbunnak, Yunus dan Camat Banda Mulia, Eko Prasetyo, menerangkan, angka inflasi sudah relatif normal. Ia mengakui, terjadi fluktuasi harga yang dinamis saat Ramadan dan Idul Fitri kemarin. Menghadapi Hari Raya Idul Adha 1445, ia mengharapkan tidak terjadi gejolak fluktuasi harga yang berarti.
“Kita harapkan memasuki lebaran Haji (Idul Adha –red), angka ini tidak naik. Itu makanya sejumlah intervensi kita lakukan, untuk mengendalikan kemungkinan fluktuasi harga, supaya harga tetap normal. Koordinasi dengan daerah lain juga, ini semua untuk menjaga kemungkinan fluktuasi harganya. Terlebih Idul Adha ini lebih istimewa untuk kita orang Aceh,” jelasnya lagi.
Dalam pada itu Pj. Bupati Asra turut mengatakan, ada multiplyer effect antara inflasi harga bahan pangan dengan penurunan angka stunting. “Bicara stunting ini kan bicara gizi. Kalau inflasi bisa kita kendalikan melalui sejumlah intervensi, ini berarti menjaga daya beli masyarakat. Daya beli yang terjaga, bisa diasumsikan kecukupan gizi masyarakat terpenuhi, dan stunting bisa kita cegah dan turunkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Distanbunnak, Yunus, melalui Kabid Produksi & Perlintan, Irwan Hadi yang didampingi Koordinator BPP Banda Mulia, Umar Dhani dan para penyuluh pertanian secara terpisah menjelaskan, total luas baku sawah di Kecamatan Banda Mulia mencapai 1.166 hektar. Dari luasan ini, sekitar 70 persen lahan akan mengikuti Gertam pada Musim Tanam (MT) II Padi Gadu 2024 tersebut.
“Di Kampung Telaga Meuku 2 sendiri, luas baku sawahnya 385,45 hektar. Keseluruhan lahan ikut Gertam MT II Padi Gadu tahun ini,” ucapnya.
“Sementara sekitar 30 persen lahan sawah akan diistirahatkan (bera) karena ketiadaan sumber atau mesin pompa air, dan/ atau digunakan untuk membudidayakan komoditas lainnya,” timpal Koordinator BPP Banda Mulia,